Hiasan bordir memiliki proses perjalanan cukup panjang. Hampir tiap-tiap negara di dunia ini memiliki sejarah dan cerita unik mengenai seni hiasan bordir. Dan ketika dikeluarkan pertama barang tersebut pun merupakan sesuatu yang mewah. Hanya bisa dimiliki oleh orang-orang tertentu. Hal ini terjadi di Byzantium pada tahun 330 sesudah Masehi sampai abad ke-15. Pada zaman tersebut hiasan dipadukan dengan ornamen dari emas.

Istilah bordir identik dengan menyulam karena kata "bordir" diambil dari istilah Inggris Embroidery yang artinya sulaman. Dengan berkembangnya teknologi, pengerjaan bordir ini meningkat dengan menggunakan alat bantu berupa mesin jahit (mesin bordir), sehingga hasil pekerjaannya menjadi lebih baik. Bahkan kini sudah banyak diproduksi mesin jahit bordir pengembangan dari komputer (bordir komputer).

Bagi kaum wanita bordir adalah kerajinan yang indah dan bernilai tinggi. Jika dipasangkan pada pakaian atau kebaya, maka dipastikan akan menjadi sangat mahal harganya. Selain baju dan kebaya, mukena, jilbab dan perabotan rumah tangga pun menjadi sasaran untuk di hias dengan aneka bentuk bordir yang akan menambah tinggi nilai barang-barang tersebut.
Namun tahukah Anda, kalau salah satu kota yang memiliki potensi desain bordir yang luar biasa adalah kota Malang. Kota yang terkenal dengan apel malang ini,memiliki motif bordir yang mampu bersaing di pasar nasional. Kualitasnya tidak diragukan lagi.Saat ini, daerah yang terletak di sebelah timur Kota Malang dipenuhi usaha gambar bordir.

berikut ini adalah sedikit data2 keunggulan dan kekurangan bordir manual versus komputer

Bordir Manual
Jumlah Produksi Terbatas, Waktu pengerjaan Lebih lama, Kualitas hasil lebih kuat, Jahitan yang kurang presisi, Arsiran yang tidak rata

Kerajinan bordir yang dihasilkan Kabupaten Malang memikat para istri menteri Indonesia Bersatu yang tergabung dalam Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB). Istri Menko Perekonomian, Hatta Rajasa, Oktiniwati Ulfa Dariya Rajasa yang juga pengurus Dewan Kerajinan Nasional (Dekrasnas) menilai, hasil kerajinan sentra bordir sudah memiliki kualitas ekspor. “Kualitasnya sudah bisa untuk ekspor. Harusnya, pemasaran hasil produknya bisa lebih luas lagi, tidak hanya di pasarkan di sekitar Malang saja,” ujar Okke Hatta Rajasa, Jika pemasaran produknya bisa lebih luas lagi, jumlah tenaga kerja yang dapat terserap bisa lebih banyak lagi.