Istilah bordir identik dengan menyulam karena kata "bordir" diambil dari istilah Inggris Embroidery yang artinya sulaman. Dengan berkembangnya teknologi, pengerjaan bordir ini meningkat dengan menggunakan alat bantu berupa mesin jahit (mesin bordir), sehingga hasil pekerjaannya menjadi lebih baik. Bahkan kini sudah banyak diproduksi mesin jahit bordir pengembangan dari komputer (bordir komputer).

Istilah bordir lebih populer di Indonesia daripada sulam, sehingga orang mendefinisikan bordir sebagai salah satu kerajinan ragam hias yang menitikberatkan pada keindahan dan komposisi warna benang pada medium berbagai kain, dengan alat bantu seperangkat mesin jahit (mesin jahit bordir).

Ketrampilan ragam hias bordir ini sudah sejak lama dikenal di Indonesia, tepatnya kurang jelas, tetapi sudah ada sekitar abad ke-18 Masehi, bahkan pada awal abad ke-16. Sulaman motif mutiara sudah populer di Jepang. Pada waktu itu bordir diperkenalkan oleh pendatang dari negeri Cina dan dilanjutkan oleh bangsa India, yang datang dengan tujuan misi berdagang. Ketrampilan ini diperkenalkan hampir ke seluruh pelosok Nusantara. Ragam Hias bordir ketika itu hanya diperuntukkan sebagai inisial kerajaan dan untuk menghias busana para bangsawan dan kaum ningrat. (Hery Soehersono. Inspirasi Motif Bordir Cina. Gramedia)